Manusia Kuat


Gue percaya, semua manusia yang lahir ke dunia ini adalah manusia-manusia tangguh, manusia-manusia yang kuat. Siapapun yang lahir ke sini, entah dari ras manapun, agama apapun, gue percaya bahwa merekalah manusia yang terpilih.

Kalau nggak kepilih, mungkin saat ini gue bisa aja jadi pohon pisang, kepompong, opor ayam, atau bahkan tak berbentuk sama sekali. Alias, nggak pernah dilahirkan dan nggak pernah tahu dunia itu seperti apa.

Seringkali gue berpikir, bahwa seandainya gue nggak pernah jadi seorang Syifana, lantas mulai membandingkan kehidupan gue dan berandai-andai semisal gue jadi mbak IU, seorang penyanyi terkenal, pintar akting, duitnya banyak, cantik dan multitalenta. Oh wait! Gue kelupaan, kalau mbak IU ternyata juga pernah ada di fase bawah dalam kehidupannya. 

Kemudian, pikiran-pikiran absurd gue mulai berkeliaran tentang pertanyaan "Apakah semua manusia bahagia?". Karena selama ini, yang gue lihat di postingan-postingan facebook, di feed instagram, bahkan snap WA, they look fine! Malah gue pernah berpikir "kenapa semua berlomba-lomba untuk memamerkan kebahagiaan?" 😢 Yang jelas, itulah salah satu alasan kenapa gue pernah puasa dari sosial media.

Hingga hari ini pun, pertanyaan-pertanyaan semacam itu sering hilang timbul di kepala gue. 

Apa ada manusia yang nggak pernah sedih?

 

Apa ada manusia yang nggak pernah sama sekali ngrasain susahnya cari duit?

 

Apa ada manusia yang sangat beruntung di dunia ini sampai-sampai mereka nggak kurang suatu apapun?

 

Tapi, jawaban yang gue temukan mengarah pada "nggak ada manusia yang seratus persen hidupnya bahagia terus". Masalahnya, konsep kebahagiaan itu macam-macam. Mungkin bagi orang yang kelas menengah atas, bahagia bagi mereka adalah ketika tercukupi secara finansial dan punya investasi. Bahagia bagi kelas menegah bawah mungkin sekadar bisa makan hari ini dan bayar listrik. Bagi anak SD beda lagi mungkin, main setiap hari tanpa kena marah orang tua mungkin jadi jawabannya. Bagi orang sakit, mereka pasti kepingin sembuh.

See? Dari sekian banyak hal yang gue rangkum dengan pengamatan gue adalah, bahwa manusia punya masalahnya masing-masing. Setiap manusia, bergulat dengan masalah-masalah yang hadir ke kehidupan. Semua manusia punya their own hardship.

Maka ketika gue yang suka kelupaan untuk bersyukur dan sering ngeluh juga, gue berharap mulai sekarang untuk mengingat-ingat hal yang sudah Tuhan berikan ke gue. Berterimakasih atas sekecil apapun berkat yang sudah gue dapatkan.

Kalau suka ngeluh karena pekerjaan yang nguras otak, coba ingat-ingat lagi berapa banyak orang di luar sana yang kehilangan pekerjaan?

 

Kalau tugas-tugas dari guru atau pembimbing bikin misuh, coba ingat-ingat masih banyak di luar sana yang nggak bisa melanjutkan pendidikan.

 

Kalau ngasih pengemis gopek aja masih bilang bahwa nanti mereka nglunjak di kasih terus, tolong tetap berpikir bahwa setidaknya kamu sudah meringankan beban orang lain.

 

Kalau masih sering komplain ke orang tua, menganggap orang tua nggak pernah ngerti, apakabar ribuan orang yang kehilangan orang tua atau keluarga mereka?

Sore ini ketika lagi duduk di halte sambil nunggu jemputan dari ayah, gue disuguhkan dengan pemandangan seorang tukang becak. Bapak itu berusaha mencari penumpang ke setiap orang yang berlalu lalang di hadapannya, termasuk gue. Hingga jemputan ayah datang, bapak itu belum berhasil mendapatkan penumpang.

Semoga dilancarkan rezekinya ya, Pak

Lalu gue tiba-tiba kepikiran sama lagu "Manusia Kuat" dari Tulus yang semalem gue putar sebelum tidur. Ternyata bener, manusia itu kuat. Kita, manusia yang bertahan hingga detik ini adalah manusia kuat. Padahal menurut gue, jadi manusia itu nggak gampang. Menjadi manusia bukan sekadar cuma hidup doang, menjadi manusia itu artinya secara nggak langsung adalah pembelajar. Yang suka belajar, lolos "menjadi manusia". Yang nggak suka belajar, ya gimana caranya untuk enjoy ketika belajar.

Belum sampai di situ, gue nggak sengaja nemu bapak-bapak lagi yang sedang sibuk mengatur laju lalu lintas di pertigaan jalan. Bukan polisi, cuma seorang warga biasa. Upahnya tentu nggak banyak kaya polisi, tapi gue yakin karena bapak itu berjuang untuk hidup maka dia melakukanya. 

You are very strong, Pak!

Dan untuk semuanya, we are strong human beings! Be hold on!






14 komentar

  1. Bahkan, sebelum lahir, kita sudah diciptakan jadi sel yang kuat. Bisa menang dengan ribuan sel sperma yang lain untuk membuahi sel telur. Jadi, jangan pernah berpikir bahwa kita ini lemah. Jika kehidupan ini keras, kau bandingkan apa jika bukan dengan dirimu.

    Ohya, bicara masalah bersyukur, saya sebenarnya punya argumen yang boleh Syifana tolak. Saya mulai berpikir bahwa kenapa untuk bersyukur kita harus melihat orang dibawah kita sebagai perbandingan. Kenapa kita tidak bisa hanya bersyukur, sesimpel itu, tanpa membuat orang lain terlihat kecil agar kita terlihat besar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah Kak Rahul memang kayaknya tipe orang yang kuat mentalnya ya.. Untuk beberapa orang seperti ku kak, yang suka mengeluh dan suka lupa akan nikmat Tuhan memang agak susah Kak. But, terimakasih loh sudah menyanggah tulisanku.

      Sebenarnya juga tidak ada maksud merendahkan orang lain. Toh derajat manusia di mata Tuhan sama. Persoalannya, ini murni karena aku suka membandingkan kehidupan orang lain yang terlihat lebih mudah. Sebenarnya juga ini tergantung bagaimana cara pandang kita masing-masing, kak.

      Karena menurutku, nggak mudah untuk tiba-tiba bersyukur hanya dengan melihat diri kita sendiri. Semua butuh proses, dan harus dipupuk perlahan-lahan. Next time, kalau sudah stabil baru mensyukuri berdasarkan murni yang ada pada diri kita. Supaya lebih contentedly aja...

      Sekali lagi, terimakasih Kak Rahul 😊

      Delete
  2. Hola mba Syifana, nice post to read especially dalam memulai hari, agar saya bisa lebih bersyukur dengan hidup yang saya punya πŸ˜† Well eniweis, menjawab pertanyaan mba, apakah ada manusia yang nggak sedih, jawabannya sepertinya nggak ada. Setiap manusia pasti pernah sedih, susah, dan berada 'di bawah', however seperti yang mba bilang, levelnya beda-beda dan penilaiannya pun nggak sama 😁

    Ada yang nggak punya uang sejuta di tabungan rasanya sedih, tapi di tempat lain, ada yang bahkan untuk kumpulkan lima puluh ribu saja susahnya bukan main 🀧 Namun, dari semua itu, yang kita tau, kita semua sedang berusaha, dan berjuang, untuk menjalani hidup kita semaksimal yang kita bisa. Menjadi salah satu dari sekian banyak manusia kuat, yang terlahir untuk terus belajar menjadi lebih baik dari sebelumnya πŸ’•

    So yeah, terima kasih untuk tulisan hangatnya, semoga kita bisa terus semangat, kuat, sehat, dan bahagia dalam menjalani hari-hari kita πŸ₯³

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita para manusia, emang sejatinya adalah pejuang. Betul kata Kak Eno, yang perlu kita lakukan adalah menjalani semuanya dengan semaksimal yang kita bisa. Menjadi pembelajar yang nggak ada matinya.

      Semangat juga Kak Eno, dan terimakasih sudah mau kirim πŸ’• Hehehe πŸ˜‚

      Delete
  3. Halo Mbak Syifana,

    Aku setuju banget bahwa setiap manusia punya perjuangannya sendiri-sendiri, sehingga kita nggak bisa mengeneralisir apapun yang kita lihat itu akan seperti itu juga. Kita bahkan ngga tau apa yang terjadi di belakangnya...

    Begitu juga dengan kalimat "nggak ada manusia yang seratus persen bahagianya". Aku percaya kalau kemudahan dan kesulitan dalam hidup itu terjadi berdampingan. Jadi, nggak mungkin hidup kita itu akan mudah dan bahagiaaa terus. Lagi pula, kita juga akan sulit berkembang jika terus berada di comfort zone kita atau zona yang bagi kita mudah dan enak. Balik lagi ke kita aja menyikapinyaπŸ₯°

    Anyway, semoga kita bisa selalu menjadi manusia kuat seperti lagunya Tulus ini yaaa!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waahh halo Kak, terimakasih ya sudah mau mampir ke sini. Kalau luang, nanti aku berkunjung balik, Kak.

      Ku rasa kakak juga paham kenapa selalu ada rintangan yang datang ke setiap manusia. Untuk berkembang dan tidak cuma stuck di zona itu-itu saja.

      Aamiin, semoga. Thank you Kak 😍

      Delete
  4. Ana, kamu itu.. pikiran kamu itu.. cara kamu berfikir itu jauh lebih dewasa daripada umurnya ya, makin sini makin salut sama kamu.

    i'm totally agree with all your words here.

    Pokoknya jangan lupa untuk bersyukur atas apapun yang kita miliki hari ini.

    Syifana, terima kasih karena telah mengingatkanku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Weheheh Kak Ady si tukang foto dokumentasi, aku masih labil. Masih jauh dari kata dewasa. Aku aja masih suka nonton Upin Ipin πŸ˜‚

      Kalau tulisan ini mengingatkan Kak Ady, aku sangat berterimakasih. 😊 Jauh daripada itu, ini aku buat karena beneran aku suka kelupaan masalah hal kaya gini. So, yeah. Thanks a lot, Kak Ady 😊😊😊

      Delete
  5. Hal2 begini yg bikin aku ingat utk selalu bersyukur mba. Jangan sedikit2 ngeluh, padahal kalo mau melihat ke bawah, banyak bgt orang2 yg masih butuh bantuan kita. Yg hidupnya jauuuh LBH menderita. Yg mikirin besok bisa makan ato ga, sementara kita mikirin kenapa makanan yg dimasak asisten HR ini ga enak dan jd kepengin jajan di luar :(

    Makasih untuk reminder dan foto2 di atas yg jujur menyentuh banget. Trutama pak tukang becak :( . Semoga semua makhluk yg masih konsisten berusaha, dilancarkan rezekinya selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dengan bersyukur, hidup kita juga jauh merasa lebih tenang. Semoga kita selalu jadi manusia yang bersyukur juga ya kak, yang nggak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tapi juga bisa membantu orang lain.

      Makasih Kak Fanny ❤️

      Delete
  6. Nice writing, Syifa! ❤️
    Aku setuju denganmu~ bahwa kita sendiri adalah manusia-manusia kuat yang terpilih, bahkan untuk bisa kita lahir ke dunia, kita telah menjadi pemenang dengan mengalahkan milyaran calon bayi lainnya, kan? 😁
    Dan sesungguhnya asal kita sebagai manusia mempunyai keinginan untuk berjuang hidup, maka segalanya akan dicukupkan oleh Tuhan, dengan syarat jangan mudah bersungut-sungut hihihi.
    Semoga kita selalu diberi kelancaran dalam setiap langkah hidup kita ya πŸ€—

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak Lia, sama seperti yang dikatakan Kak Rahul juga. Ibaratnya, kalau mau berusaha pasti ada jalan ya Kak.
      Aamiin, semoga Kak Lia selalu dalam lindungan Tuhan dan dilancarkan segala urusannya. Terimakasih Kak Lia πŸ€—

      Delete
  7. Halo, manusia kuat!😁

    Aku sengaja main kesini lagi untuk cek apakah ada post terbaru atau belum, ternyata belum ada, dan kembali baca tulisan ini. Terus sadar, lho ternyata aku belum meninggalkan jejak yaπŸ˜† padahal seingatku terakhir kali main kesini udah komen, wkwk.

    We all are a fighter, that's why we're the strongest in this world no matter what. Ada kalanya saat kita merasa kurang puas hidupnya, kita perlu melihat sesekali ke bawah. Bahwa apa yang kita miliki mungkin diinginkan orang lain. Tapi ada kalanya juga kita harus cukup bersyukur dengan melihat apa yang sudah kita punya, karena disitulah rasa syukur yang sesungguhnya yang akan membuat hidup kita lebih content. Lalu di sisi lain, kita juga perlu untuk bersyukur atas hal-hal yang belum kita miliki, yang sangat ingin dicapai. Karena bisa saja sesuatu itu nggak baik dan nggak memberi manfaat banyak untuk kita.

    Semoga kita selalu termasuk ke dalam orang-orang yang bersyukur apapun dan bagaimanapun kondisinya ya, SyifaπŸ€—

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe makasih loh Kak Awl, aku masih sibuk di dunia nyata. Heheheh, belum blog walking lagi ke kakak dan temen-temen lainnya.

      Kadang memang apa yang kita kira baik buat kita, belum tentu baik buat kita. Dan yang kita kira buruk buat kita, belum tentu buruk juga buat kita. Ya, mungkin itulah mengapa kita sebisa mungkin harus balance di kedua sisi. Mensyukuri apa yang jadi milik kita dan mensyukuri juga apa yang belum/tidak jadi milik kita.

      Aamiin... Semoga Kak Awl sehat selalu, semangat untuk sidangnya, ya Kak Awl ❤️

      Delete