Bukan Cinderella



Cinderella. Siapa yang nggak kenal satu princess yang tersohor di film garapan Disney? Gue dulu waktu kecil paling suka sama Cinderella, bahkan ketika gue terjun di seni drama gue kebagian peran as Cinderella.  Menurut gue Cinderella adalah tokoh yang menggambarkan sosok perempuan yang amat beruntung. Gimana nggak? Even dia bukan siapa-siapa, dia bisa dapetin seorang pangeran. No offense ya kalau termasuk takdir. 


Gue mulai bertanya-tanya, jangan-jangan waktu nulis cerita tentang Cinderella, mungkin si penulis ingin menenangkan kaum-kaum "tidak berduit" untuk jangan putus asa supaya dapet jodoh yang tajir. Persetan dengan apa yang namanya cinta, coba aja makan cinta, kenyang nggak? Lol. 

Kalau diurai lagi, di kehidupan sekarang, di zaman yang serba apa-apa duit, membuat banyak orang mulai berpikir realistis atau bahkan materialistis? Oke-oke, maksud gue adalah, sekarang masih ada nggak yang mau sama low background gitu? Kalau si personalnya mau, paling nggak ada aja keluarga yang nggak setuju. Bahasa halusnya, nggak sekasta. Yap! 

Ada nggak sih, yang go to the serious relationship cuma bermodalkan cinta? Gue rasa sih nggak ada. Kalau ada mungkin satu dibanding sejuta, kalau ada ya itu. Entah masyarakat kita yang pola pikirnya udah kebentuk begitu atau gimana, gue juga nggak terlalu ngerti deh. Intinya, kalau dapet menantu dokter atau polisi, atau minimal guru deh, pasti bangganya nggak ketulungan. Habis itu, bakal jadi obrolan mulai dari tetangga samping rumah, sampe tukang sayur keliling pun ikutan. Habit orang Indonesia, ng"gibah". Itu kenapa, acara gossip di televisi selalu jadi tontonan menarik buat emak-emak. Nggak cuma emak-emak malahan! Coba gitu sekali-kali, Shaun The Sheep aja yang ratingnya tinggi. Hehe. 

Ngomongin tontonan, gue sangat aware banget sama hal ginian. Lagi-lagi base in my opinion , apa yang kita tonton akan membentuk kepribadian kita. Jadi, mulai sekarang coba deh itu difilter lagi tontonan yang kita tonton. Gue sih mengedepankan ke tontonan yang selain entertaining tapi sekaligus juga yang punya value lebih atau berbobot. 

Back to the topic mengenai persoalan kasta yang udah exist di society, sadar atau nggak, kita semua udah "nyemplung" ke circle itu. Coba aja tengok di sekeliling lo, jarang banget pernikahan yang terjadi antara bos sama karyawan atau bawahan. Yang di novel-novel wattpad yang CEO terus suka karyawan sendiri, itu hampir-hampir mustahil. Sekali lagi, kalaupun ada itu beneran emang udah masuk keajaiban dunia, haha. 

Sekalipun lo, gue, atau bahkan kita semua bukanlah Cinderella yang beruntung dengan segala fasilitas kehidupan di istana, kita tetaplah kita. Kita adalah kita dengan segala kondisi dan pemikiran yang berbeda-beda. Karena kita bukanlah Cinderella yang hanya menunggu pangeran membawakan sepatu kaca miliknya, maka kita wajib berjuang untuk kebahagiaan kita sendiri. Apapun bentuknya, lo pantas untuk lebih dan jauh lebih bahagia.  










0 komentar