Entahlah, pencarian gue belum selesai. Rasanya, gue dituntut untuk lebih objektif. Gue nggak boleh goyah hanya karena omongan manusia. Gue nggak pernah tahu mana yang bener dan mana yang salah. Gue mengerti akan hal itu. Semoga gue tetep bisa terbuka layaknya gelas kosong. Gue harus objektif.
Gue menyadari, bahwa harusnya perkara ini adalah hal yang damai dan indah. Harusnya perkara ini menjadi penguat gue selama hidup di dunia sebagai seorang manusia. Gue, harusnya dan harusnya mengerti bahwa mungkin ini ujian dari Allah buat gue.
Sekali lagi, gue cuma dan akan percaya ke Allah. Meski banyak yang bilang perkara ini salah gue nggak punya hak untuk menghakimi. Gue bukanlah Tuhan semesta alam. Atau meski perkara ini sekalipun benar, pun gue nggak ada hak sama sekali untuk merasa paling benar. Gue nggak ingin itu terjadi ke gue.
Gue cuma ingin merasakan kedamaian di hati gue, gue ingin diberi petunjuk yang jelas oleh Allah. Apapun yang akan terjadi, entah pada akhirnya gue akan takut atau enggak, gue akan terus minta perlindungan ke Allah. Gue nggak bisa menggantungkan nasib gue ke manusia-manusia yang bahkan nggak gue tau motifnya. Maka gue berdoa, semoga Allah merahmati gue selalu meski tau gue bukanlah hambaNya yang baik.
Gue cuma sebatas manusia yang tinggal sebentar di bumi ini yang takut salah jalan. Gue cuma manusia kecil kayak debu yang nggak tau apa-apa, yang bodoh dan lemah, yang cuma nggak ingin hidupnya tersesat. Sayangnya juga gue bukanlah manusia dengan umur panjang yang bisa ngliat sejarah peradaban suatu masa untuk menjawab keraguan-keraguan yang gue miliki.
Mumpung ini lagi Ramadhan, semoga doa gue beneran diijabah oleh Allah. Gue minta ditunjukkan kebenaran, gue minta ditemani oleh Allah disetiap apapun kondisi gue, apapun itu. Semoga Allah mau dan ridha menyelamatkan gue dari segala ketidakpastian yang ada di dunia ini.
Gue nggak mau hidup dalam prasangka orang lain. Gue nggak mau menghabiskan hidup gue hanya dengan debat kusir sama orang-orang yang belum tentu mengalami hal serupa kaya gue. Gue meletakkan setinggi-tingginya penghakiman Allah atas manusia dan bukan atas penghakiman manusia ke manusia lain.
Mungkin segitu dulu kali, ya. Pada akhirnya cuma Allah yang menentukan akhir dari perjalanan ini. Sedangkan gue, manusia yang nggak berdaya ini cuma bisa pasrah atas segala kehendakNya.
0 komentar