"Life throws challenges and every challenge comes with rainbows and lights to conquer it." -Amit Ray
Besok, gue harus ke sekolah karena ada perlu. Sekalian mumpung, semoga besok ada Pak Khariri karena gue ada niatan untuk fotocopy raport gue. Sebenernya, ada banyak banget yang pengin gue omongin di sini. Cuma ya gitu, terlalu banyak mungkin sampe ga tau mana yang harus diomongin dulu.
Oh ya, pernah nggak sih kepikiran kalau ketika orang udah nglakuin kesalahan, itu bakal yang paling disorot, meski si empu punya banyak kebaikan. Pernah? I mean, a person who get a mess up is more get notify from surrounding above his/her mistakes, than his/her goodness.
Gue beberapa minggu belakangan banyak nemu kasus begini. Eh, sebenernya udah lama sih malah. Gue tau, manusia itu tempatnya segudang salah dan kekhilafan. Gue pun, sewaktu-waktu bisa nglakuin kesalahan baik itu yang disengaja atau enggak. Tapi, dengan membicarakan kesalahan orang lain entah itu di depan orangnya langsung atau di belakang, is it right manner?
Terus niatan kita pas "nghibah" itu apa? Ngrasa kalau si dia kotor dan kita lebih baik? Ngasih tau ke other people for at least don't do same things like he/she? Gue rasa, ini yang perlu kita sadari bareng-bareng. Kalau emang bener niatnya gitu, hehe gue menyayangkan rasa kemanusiaan kalian. Lo tau, apa rasanya ketika dibicarakan dan jadi pusat perhatian atas kesalahan yang lo buat? Meski gue sadar, sanksi dari masyarakat tu ada, tapi gue bener nggak bisa untuk begini.
Kita nggak berhak untuk koreksi kehidupan orang lain, kita nggak berhak atas segala penghakiman ke orang lain meski kita ngrasa orang itu udah berbuat salah, apalagi sampai membicarakan kesalahan orang lain dan itu dilakukan secara berjamaah. :(
"Pantes aja gitu, dia aja orangnya suka marah-marah,"
"Oh pantesan, dia orangnya suka keluyuran, pulangnya malem terus!"
"Dih, orangtuanya gak ngedidik sih! Makanya anaknya jadi bar-bar!"
"Lemah banget imannya, ngadepin masalah segitu aja nggak kuat."
Kita nggak pernah tau atas apa yang udah terjadi pada setiap manusia. Satu-satunya jalan, kalau emang kita mau si dia jadi lebih baik, ya deketin dia dan kasih tau dia baik-baik. Inget! Baik-baik. Mengingat, nggak semua orang suka diingetin apalagi sampe diceramahin. Terus kalau saran kita nggak dipake, ya udah cukup sampai disitu. Ikhtiar kita emang segitu areanya. Jangan terus lo jadi munjuk gara-gara dia ga nerima omongan lo.
Dengan kita membicarakan kesalahan orang lain, lalu apa bedanya kita dengan bilang dia maling sedangkan kita sendiri juga maling? Gue percaya, bahwa setiap manusia masih ada sisi baiknya. Tiap manusia terlahir suci bukan saat ke dunia? Yang membedakan adalah nafsu masing-masing yang menutup mata, hati serta pikiran kita, sehingga pas berbaur dengan manusia lain, ada beberapa yang masih pake hati dan ada yang enggak.
0 komentar