Ah, akhirnya gue nulis lagi. April belum usai, jadi mungkin gue bakal sering nulis gini. Padahal, harusnya jam segini gue sibuk buat belajar. Tapi, cause something that disturbed my mind, I decided to write again. I'm worried about it. I feel desperated. But, I know, I don't deserve to be hopeless. It's not me. Each person has their own right, and blaming another person because a bad fate which comes to you, is it good?
Oh ya, gue jadi inget bacaan di Filosofi Teras yang menerangkan bahwa pada dasarnya sebuah hal itu netral (nggak baik dan nggak buruk juga). Sebuah hal jadi buruk atau baik itu karena persepsi diri kita sendiri. Otak yang melakukan judgement terhadap suatu kejadian yang menghasilkan output baik atau enggaknya diakhir.
Gue kayaknya butuh refreshing, otak gue kayaknya butuh dihibur. Beberapa hari ini gue ngrasa atmosfer di kepala gue mulai naik. Gue lagi-lagi melakukan hal yang seharusnya nggak gue lakukan. Ini kepala mungkin kalo dibedah isinya udah kayak benang kusut kali. Terlalu banyak hal yang gue pikirin sampe numpuk jadi satu dan malah nyebabin chaos ke diri gue sendiri.
Gue harusnya mengerti, kalau setiap manusia tu nggak sama. Gue harusnya paham kalau gue terus-terusan mengejar ketertinggalan yang gue rasa, gue jatuhnya malah makin stress dan makin ambisius. Berambisi itu perlu sesekali, tapi kalau udah over apa jatuhnya bakal baik ke gue? Kayaknya sih enggak, deh ya.
Terus dimana gue yang katanya pengin hidup mengalir aja? Usaha semampunya dan nggak iri atas pencapaian orang lain? Ternyata, semua itu nggak segampang membalikkan telapak tangan. Iya, cuma kepengin hidup apa adanya aja struggle nya mati-matian. Apalagi di era sekarang, sosial media malah jadi ladang buat memanipulasi kehidupan. Rasanya, keinginan gue untuk menutup mata, hati, dan telinga dari lingkar persetanan kehedonan orang lain semakin sulit gue lakuin.
Tuh kan, gue barusan tarik nafas lagi. Tarik nafas dalam-dalam. Hhhhh. Kan? Lagi, hahahah. Ternyata, yang bisa nghibur gue ya gue sendiri, yang bisa nolong gue ya gue sendiri, orang lain cuma ikut nonton doang, lol :v. Gue berharap dengan gue nulis gini emosi negatif gue bisa hilang, atau paling enggak bisa diminimalisir keberadannya.
Bahwa nggak ada yang perlu dicemasin, nggak ada yang perlu dikhawatirin, karena semua udah ada porsinya sendiri-sendiri. Kalau ada yang perlu dikhawatirin adalah diri sendiri yang maksa banget pengin kepunya hal kaya orang lain. Kalau ada hal yang wajib dan urgent banget buat dipikirin ya diri sendiri yang masih panas ngliat kepalsuan dari orang lain.
0 komentar